Selasa, 22 September 2015

"Nasib semua orang sama"

"Nasib semua orang sama"
Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati,
tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa,
tak ada upah lagi bagi mereka, 
bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.
Baik kasih mereka,
maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang,
dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.
Mari,
makanlah rotimu dengan sukaria,
dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang,
karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.
Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.
Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia,
yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari,
karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan,
kerjakanlah itu sekuat tenaga,
karena tak ada pekerjaan,
pertimbangan,
pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati,
ke mana engkau akan pergi.
Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat,
dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat,
juga roti bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas,
dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia,
karena waktu dan nasib dialami mereka semua.
Karena manusia tidak mengetahui waktunya.
Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan,
dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat,
begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.